Rabu, 23 Februari 2011

e-tailing

Electronic Retailing
E-tailing merupakan kependekan dari electronic retailing, yaitu pemanfaatan e-commerce untuk keperluan membuat toko eceran.
Retailing adalah suatu perantara penjualan, seorang penjual yang beroperasi antar pelanggan dan pabrikan
Electronic Tailing (E-Tailing) adalah Retailing yang diselengarakan secara on-line dengan internet
E-tailing saat ini sangat marak berkat inspirasi dari kisah sukses www.amazon.com. Sejak didirikan pada bulan Juli 1995, Amazon yang pertama kali didirikan dan dioperasikan oleh Jeffrey Bezos telah menjadi toko maya terbesar di dunia

E-Tailing dan Pertumbuhan Pasar B2C dan Retailing di Indonesia
Berdasarkan survey IDC, pertumbuhan di Indonesia

• Tahun 1996- 1999 – Transaksi $20 Juta
• Tahun 2000 US$ 100 Juta
• Tahun 2001 US$ 200 Juta
• Tahun 2003 US$ 1,2 Miliyar

E-Tailing dan Pertumbuhan Pasar B2C dan Retailing Internasional
• Retail E-Commerce Amerika Serikat $ 56 milyar didalam 2003, bandingkan pada tahun 2002 hanya $ 44.3 milyar.
• Laporan penelitian yang dilansir dari eMarketer.com, perkiraan retail e-commerce, akan meningkat rata-rata 18.6% setiap tahun antara tahun 2005 sampai tahun 2009
Karakteristik Keberhasilan E-Tailing
Bisnis e-tailing memerlukan pemahaman terhadap tiga konsep dasar yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya pengembangannya, yaitu :
1. Content dari website
Yaitu tampilan dan juga kemudahan yang didapatkan dari sebuah situs
2. Komunitas dalam internet
Dimana setiap pelaku bisnis e-tailing harus mampu membangun komunitas khusus dalam situsnya. Komunitas yang dibangun antara lain didasarkan pada :
 Kesamaan hobi
 Kesamaan minat
 Kesamaan pengalaman
 Kesamaan keperdulian
 Kesamaan regional wilayah tempat tinggal, dll

3. Komersialisasi
Yaitu menyangkut segala sesuatu yang ditawarkan untuk
menarik konsumen agar bersedia melakukantransaksi
pembelian.
Model Bisnis E-Tailing
Terdapat 4 konsep dasar model bisnis e-tailing yang dikemukanan oleh Calkins
1. Chanel Support
2. Category Killer
3. Auctioner
4. Vartical Portal
1. Chanel Support
Adalah usaha-usaha untuk meningkatkan penjualan tambahan dengan cara memanfaatkan beberapa pengecer yang menggunakan internet untuk mendukung distribusi yang ada. Contohnya : mirip toko kelontong
2. Category Killer
Adalah pengecer yang menawarkan kelengkapan untuk kategori yang bersangkutan meskipun sebenarnya spesialisasinya adalah pengecer untuk satu macam produk saja. Contohnya: Home Depot (home improvement), Toys R Us (mainan anak-anak), dan lain-lain.
3. Auctioner
Dikenal sebagai perusahaan yang melakukan transaksi lelang online.
Pedagang melakukan content (produk yang ditawarkan, informasi rinci, dan harga penawaran).
4. Vertical Portal
Bisnis ini melibatkan beberapa merchant yang memiliki modal yang sangat kuat, merk yang terkenal, skala bisnis yang besar, dan kredibilitas yang meyakinkan. Contoh pelaku bisnis ini dapat ditemukan di www.pikenet.com
Permasalahan E-Tailing
1. Profitability
• Mengalami kerugian pada tiap-tiap penjualan yang dilakukan, ketika mencoba untuk tumbuh dalam ukuran dan skala mencari keuntungan.
• Dasar Pendapatan dan biaya tidak jelas
• Sukses Jangka Panjang memerlukan kelangsungan hidup keuangan

2. Manage New Risk Exposure
• Perusahaan lokal bertentangan dengan pelanggan lokal dan peraturan lokal
• Perusahaan nasional mempunyai unsur lebih
• Perusahaan global berhadapan dengan banyak perspektif budaya
3. Branding
Sebagai pengarah sebagai pendorong kearah belanja yang berlebihan
4. Starting with insufficient funds
Memulai usaha dengan dana yang tidak cukup
5. Keep In Interesting
• Design yang Statis akan mati
Web Site yang Dinamis dengan informasi database yang besar, kebanyakan berupa permohonan dari customer

Kamis, 10 Februari 2011

Proposal Tugas Akhir

PROPOSAL
ANALISIS SISTEM PENJUALAN KREDIT PADA
PT. SOLUSINDO JAYA ABADI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengerjakan Tugas Akhir
Pada Program Studi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi






Diajukan Oleh :
Nama : Eki Abdal Rizak
NIM : 01380023

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI
STIE WIDYA PERSADA
JAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis sekarang semakin meningkat, sehingga menuntut perusahaan untuk meningkatkan aktivitas, khususnya dalam hal penjualan. Penjualan merupakan ujung tombak perusahaan karena dengan adanya penjualan tersebut, perusahaan dapat memperoleh pendapatan. Penjualan dapat dilakukan baik secara tunai maupun kredit. Dengan adanya penjualan kredit perusahaan mampu meningkatkan aktivitas usahanya terutama di bidang penjualan.
Penjualan kredit dapat dijalankan dengan baik apabila setiap fungsi atau bagian yang terkait dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik. PT. SOLUSINDO JAYA ABADI merupakan salah satu perusahaan distributor spare part mesin yang menggunakan penjualan dengan jatuh tempo yang singkat selama satu bulan. Penjualan tersebut melibatkan berbagai fungsi atau bagian yang terkait mulai dari pemesanan barang sampai dengan pengiriman barang kepada konsumen.
Dari latar belakang tersebut, maka Penulis tertarik untuk membandingkan sistem penjualan kredit yang terjadi di PT. SOLUSINDO JAYA ABADI dengan teori yang diperoleh Penulis dalam Sistem Akuntansi. Maka dengan ini Penulis mengambil judul “Analisis Sistem Penjualan Kredit pada PT. SOLUSINDO JAYA ABADI”.
B. Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka Penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu mengenai sistem penjualan kredit yang dilakukan oleh PT. SOLUSINDO JAYA ABADI .
C. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagian-bagian apakah yang terkait dalam sistem penjualan kredit yang digunakan oleh PT. SOLUSINDO JAYA ABADI?
2. Apakah bagian yang terkait dalam sistem penjualan kredit sudah berjalan dengan fungsinya masing-masing ?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk membandingkan teori-teori yang diperoleh semasa perkuliahan dengan kenyataan yang ada di dunia usaha.
b. Untuk memenuhi sebagian dari syarat menyelesaikan program Diploma Tiga pada Jurusan Akuntansi.

2. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Memberikan pengetahuan kepada Penulis mengenai sistem penjualan kredit yang digunakan oleh perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan atau pertimbangan dalam menjalankan aktivitas usahanya yang berkaitan dengan pelaksanaan penjualan kredit.
c. Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan serta sebagai bahan referensi bagi yang ingin melakukan pembahasan yang sama.
E. Hipotesa
1. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penjualan kredit di PT. Solusindo Jaya Abadi adalah Bagian Penjualan, Bagian Administrasi penjualan, Bagian Gudang, Bagian Kurir, Bagian Inkaso, dan Kasir.
2. Bagian yang terkait dalam sistem penjualan kredit pada PT. Solusindo Jaya Abadi sudah cukup baik.




BAB II
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, Penulis menggunakan metode pengumpulan data :
a. Pengamatan Langsung (Observasi)
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat serta mengamati objek penelitian dan melibatkan Penulis secara langsung pada PT. SOLUSINDO JAYA ABADI.
b. Wawancara (Quesioner)
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dengan para karyawan yang berhubungan dengan objek/masalah yang diteliti dengan tujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.
c. Studi Pustaka (Library Research)
Penulis melakukan penelitian dengan cara membaca dan memahami buku - buku, bahan - bahan kuliah serta bacaan lain yang berhubungan dengan materi tugas akhir sebagai landasan teorinya.
2. Data yang Dibutuhkan
a. Data Primer
Data primer merupakan data-data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang terkait dengan judul Tugas Akhir, seperti: Permohonan Pagu Kredit, Surat Jalan, Faktur, dan Surat Bukti Penagihan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang dkeluarkan oleh perusahaan yang merupakan data pendukung, seperti: Profil dan Struktur Organisasi pada PT. SOLUSINDO JAYA ABADI.
3. Metode Analisa Data
Dalam metode analisa data, Penulis menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan membandingkan data yang ada di perusahaan dengan data yang ada di teori dan tidak menggunakan angka.
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. SOLUSINDO JAYA ABADI yang terletak di Jl. Jend.A. Yani No.2 Perkantoran Pulomas Satu Jakarta Timur 13210.

B. Konsep Operasional
1. Pengertian Penjualan
Menurut Soemarso (2001:174) bahwa “Penjualan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan yang didapat dari jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang”.
Menurut Mulyadi ( : 2001) bahwa “Penjualan adalah kegiatan penawaran barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai. Dalam penjualan kredit, jika order dari customer telah dipenuhi dengan pengiriman barang untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada customer. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui system penjualan kredit”.
Menurut Suwardjono (79:1986), “Penjualan adalah aliran kas masuk atau aktiva lain yang timbul karena perusahaan menjual barang dagangannya”.
Menurut Utoyo Widayat (70:1999), “Penjualan Kredit adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur”.
Menurut Zulkifli Djainun (63:1999), “Penjualan Kredit adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian bahwa seluruh harga barang yang dijual akan dibayar secara bertahap oleh si pembeli dengan tenggang waktu tertentu”.

2. Fungsi atau Bagian-Bagian Terkait
Menurut Mulyadi (1998 : 37) fungsi atau bagian-bagian yang terkait dalam system penjualan kredit adalah :
a. Fungsi Penjualan
Dalam sistem penjualan kredit, fungsi mini bertanggung jawab menerima surat order dari customer, mengedit order dari customer untuk menambah informasi yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman.
b. Fungsi Kredit
Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk meneliti status kredit customer dan memberikan otorisasi pemberikan kredit kepada customer.
c. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh customer, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Dalam sistem penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.
e. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada customer, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi pencatat piutang, fungsi akuntansi biaya, dan fungsi akuntansi umum.
f. Fungsi Pencatat Piutang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit, mencatat berkurangnya piutang karena transaksi retur penjualan, penerimaan kas dari piutang, penghapusan piutang yang tidak tertagih, dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur.
g. Fungsi Akuntansi BIaya
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.
h. Fungsi Akuntansi Umum
Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi penjualan kredit ke dalam jurnal penjualan, dan transaksi retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang dalam jurnal umum.
i. Fungsi Penerimaan Barang
Fungsi ini bertanggung jawab menerima barang, baik yang berasal dari transaksi pembelian maupun yang berasal dari transaksi retur penjualan.
3. Informasi yang Dibutuhkan
Menurut Mulyadi (211:2001) informasi yang diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit, yaitu :
a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
b. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi kredit.
c. Jumlah harga produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
d. Nama dan alamat.
e. Kuantitas produk yang dijual.
f. Otorisasi pejabat yang berwenang.
4. Dokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi (39:1998), dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah :



a. Surat order pengiriman serta tembusannya
Surat order pengiriman adalah dokumen penting untuk memproses penjualan kredit customer. Surat ini terdiri dari beberapa tembusan, yaitu :
1) Surat Order Pengiriman
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera diatas dokumen tersebut.
2) Tembusan Kredit
Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit customer dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi pemberi otorisasi kredit.
3) Surat Pengakuan
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada customer untuk memberitahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.
4) Surat Muat
Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum. Surat muat ini biasanya dibuat 3 (tiga) lembar ke-2 (dua) lembar untuk perusahaan angkutan umum, dan 1 (satu) lembar disimpan oleh perusahaan setelah ditandatangani oleh wakil perusahaan angkutan umum tersebut.
5) Slip Pembungkus
Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk
memudahkan fungsi pengiriman customer mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.
6) Tembusan Gudang
Tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang.
7) Arsip Pengawasan Pengiriman
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan. Jika fungsi penjualan telah menerima tembusan surat order pengiriman dari fungsi pengiriman yang merupakan bukti telah dipenuhi. Arsip pengawasan pengiriman merupakan sumber informasi untuk membuat laporan keuangan mengenai pesanan customer yang belum dipenuhi.

8) Arsip Index Silang
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama customer untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari customer mengenai status pesanannya.
b. Faktur dan tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagian dasar untuk mencatat timbulnya piutang. Faktur ini terdiri dari beberapa tembusan, yaitu :
1) Faktur Penjualan
Dokumen ini merupakan lembar pertama dikirim kepada customer. Jumlah lembar faktur penjualan yang dikirim kepada customer adalah tergantung dari permintaan customer.
2) Tembusan Piutang
Merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan ke fungsi pencatat piutang sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam buku pembantu piutang.
3) Tembusan Jurnal Penjualan
Merupakan tembusan yang dikirimkan ke fungsi akuntansi umum sebagai dasar untuk mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.

4) Tembusan Analisis
Merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi Akuntansi Biaya sebagai dasar untuk menghitung harga pokok yang dijual yang dicatat dalam buku pembantu persediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga.
5) Tembusan Wiraniaga
Dokumen ini dikirimkan kepada wiraniaga untuk memberitahukan bahwa order dari customer yang lewat di tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.
c. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok penjualan berasal dari kartu persediaan secara periodik harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu dihitung dalam rekapitulasi harga pokok penjualan dan kemudian dibuatkan dokumen berupa bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tersebut.


d. Bukti Memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatn ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
5. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Mulyadi (40:1998) Catatan akuntansi yang digunakan dalam system penjualan kredit, antara lain :
a. Jurnal Penjualan
Catatan ini berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan kredit berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
b. Jurnal Umum
Catatan ini digunakan untuk mencatat harga pokok yang dijual berdasarkan dokumen bukti memorial serta untuk mencatat transaksi retur penjualan.
c. Buku Pembantu Piutang
Catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur tertentu berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
d. Buku Pembantu Persediaan
Catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat harga produk jadi tertentu yang dijual berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
e. Buku Besar
Catatan ini digunakan untuk mencatat akun-akun yang terkait dengan sistem penjualan kredit yang lebih rinci lagi.
6. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Menurut Mulyadi (219:2001) terdapat beberapa prosedur yang dapat membentuk terjadinya sistem penjualan kredit, antara lain :
a. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk menmungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.
b. Prosedur Persetujuan Kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
c. Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
d. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagi tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman.
e. Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
f. Prosedur Distribusi Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
g. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.


7. Unsur Pengendalian Intern
Menurut Baridwan Zaki (59:2001), pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Untuk merancang unsur-unsur pengendalian intern yang ditetapkan dalam system penjualan kredit. Unsur pokok pengendalian yang terdiri dari organisasi, system otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.
a. Organisasi
1) Fungsi penjualan harus terpisah dengan fungsi kredit.
2) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.
3) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
4) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh fungsi tersebut.

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1) Penerimaan order dari pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.
2) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada kredit copy yang merupakan tembusan surat order pengiriman.
3) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman.
4) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
5) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
6) Pencatatan ke dalam kartu piutang dank e dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber yaitu faktur penjualan, bukti kas masuk dan memo kredit.
7) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat.
c. Praktik yang Sehat
1) Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2) Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
3) Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
4) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan kartu kontrol piutang dalam buku besar.
8. Analisa Kredit
Menurut Drs. S. Munawir, Akuntan (235:2000), pemberian kredit ini mengandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk itu menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka pemohon kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat-syarat bank teknis. Yang terkenal dengan 5 C, yaitu :


a. Character
Bank mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak, dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya.
Adapun beberapa petunjuk bagi Bank untuk mengetahui karakter nasabah adalah :
1) Mengenal dari dekat.
2) Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan.
3) Mengumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan-rekannya, pegawai dan persaingannya mengenai reputasi, kebiasaan pribadi, pergaulan social dan lain-lain.
b. Capacity
Bank ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta sifatnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Untuk itu Bank harus memperhatikan, antara lain :
1) Angka-angka hasil produksi.
2) Angka-angka penjualan dan pembelian
3) Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya.
4) Data-data finansial di waktu-waktu yang lalu, yang tercermin didalam laporan keuangan perusahaan, sehingga akan dapat diukur kemampuan perusahaan calon pertama kredit untuk melaksanakan rencana kerjanya di waktu yang akan dating dalam hubungannya dengan pengguna kredit tersebut.
c. Capital
Ini menunjukkan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh ratio finansialnya dan penekanan pada komposisi “Tangible Net Worth-nya”. Bank harus mengetahui bagaimana pertimbangan antara jumlah hutang dan jumlah modal sendiri. Untuk itu Bank harus :
1) Menganalisa neraca selama sedikitnya dua tahun terakhir.
2) Mengadakan analisa ratio untuk mengetahui : Likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dari perusahaan calon peminjam kredit.
d. Collateral
Collateral berarti pinjaman, ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan dikaitkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh Bank. Untuk itu Bank harus :
1) Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut.
2) Mengukur stabilitas dari pada nilainya.
3) Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif singkat tanpa terlalu mengurangi nilainya.
4) Memperhatikan pengikatan barang yang beanr-benar menjamin kepentingan Bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
e. Conditions
Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha si peminta kredit. Untuk itu Bank harus memperhatikan :
1) Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam.
2) Kondisi usaha calon peminjam, perbandingannya dengan usaha sejenis lainnya di daerah dan lokasi lingkungannya.
3) Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam.
4) Prospek usaha di masa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari Bank.
5) Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industri dimana perusahaan pemohon kredit termasuk didalamnya.

e-commerce

E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
* E-mail dan Messaging
* Content Management Systems
* Dokumen, spreadsheet, database
* Akunting dan sistem keuangan
* Informasi pengiriman dan pemesanan
* Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
* Sistem pembayaran domestik dan internasional
* Newsgroup
* On-line Shopping
* Conferencing
* Online Banking
Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay, Yahoo, Amazon.com, Google, dan Paypal. Untuk di Indonesia, bisa dilihat tradeworld.com, bhineka.com, fastncheap.com, dll.
eCommerce merupakan pembicaraan yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dikalangan pebisnis, pemasar, pengusaha dan kalangan pengamat perkembangan ekonomi dan informasi yang ada saat ini.

Ada 3 kelas besar eCommerce yang sekarang sangat popular antara lain Forex online trading, Pemasaran online dan periklanan ( bagian dari pemasaran yang tidak kalah menariknya jadi kami jadikan dalam kelas besar sendiri)….
Forex Online Trading
FOREX (Foreign Exchange) atau yang lebih dikenal dengan Bursa Valas (Valuta Asing) merupakan suatu jenis perdagangan/transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi, FOREX telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (Return Of Investment atau kembalinya nilai investasi yang telah kita tanam) serta profit yang akan didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya (biasanya rata-rata return berkisar lebih dari 5% - 10% per bulannya, bahkan bisa mencapai lebih dari 100% per bulannya untuk professional trader).

Akibat pergerakan yang cepat tersebut, maka FOREX juga beresiko tinggi apabila anda tidak mempunyai pengetahuan yang cukup serta pengaturan manajemen keuangan dengan baik. Investasi perdagangan valuta asing (forex) online,memberikan alternatif income yang menjanjikan, Karena bisnis ini cukup unik, mempunyai skala global yaitu mengikuti kemajuan teknologi, mudah karena bisa dilakukan langsung via Internet menggunakan komputer, murah karena modal minimal tidak sampai puluhan juta rupiah, fleksibel karena dimanapun anda berada asal terhubung ke jaringan anda bisa berbisnis, serta unik karena banyak dari masyarakat kita yang belum mengetahuinya sehingga mempunyai prospek yang bagus.

Lalu, apa mata uang yang diperdagangkan? Semua mata uang dunia yang memiliki daya jual tinggi. Contoh: USDollar, Yen, Euro, Franc, Poundsterling (EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY, USD/CHF) dan lain-lain.

Kemudian bagaimana proses transaksinya? dan apa itu “Beli/Jual” dalam bursa valuta asing ini? Di bursa valas ini anda dapat membeli ataupun menjual mata uang yang diperdagangkan. Secara obyektif adalah untuk mendapatkan profit atau keuntungan dari posisi transaksi yang anda lakukan.
Contoh: jika anda membeli (BUY / Offer) suatu mata uang. dan pergerakan harga mata uang tesebut menunjukkan grafik kenaikan yang signifikan, maka anda dapat mengambil keuntungan dari perbedaan harga tersebut dengan menutup posisi beli anda, begitu pula sebaliknya apabila anda melakukan menjual (SELL / Bid) dan kemudian pergerakan harga mata uang tersebut mengalami grafik penurunan, maka anda juga dapat mengambil keuntungan dengan menutup posisi jual anda tersebut.
Apakah di FOREX itu "Two Ways Opportunities ??” Ya ! Transaksi di FOREX dapat dilakukan dengan cara 2 arah dalam mengambil keuntungannya. BUY (beli) dahulu, lalu ditutup dengan take profit SELL Liquid (jual) ataupun sebaliknya melakukan SELL (jual) dahulu, lalu ditutup dengan take profit BUY Liquid (beli).
Bagaimana cara menghitung hasil transaksi saya di FOREX ? Ok, berikut adalah caranya: Untuk FOREX yang terhadap USDollar tersebut ada 2 macam jenis currency utama yaitu Direct dan Indirect

Contoh:
· Direct : GBP/USD, EUR/USD, AUD/USD, dan lain-lain (pokoknya yang .../USD)
· Indirect : USD/JPY, USD/CHF, dll ( USD/.... )

Dan untuk perhitungannya: Semisal kita memulai trading Forex ini dengan modal awal sebesar US$5000 (account regular), kemudian cara hitungan transaksi kita adalah:

Untuk mata uang Direct : misal kita trading di jenis account regular Forex yang kemudian kita inputkan quantity contract sizenya = US$100,000 dan kita melakukan Buy di EUR/USD di posisi 1.2000 dan kemudian di close Sell (take profit) di posisi 1.2010, maka kita akan profit sebesar : (1.2010 - 1.2000 ) x 100000 = $100 (profit) atau sebaliknya kalau loss juga sama hitungannya.

Untuk mata uang Indirect: misal kita trading di jenis account regular Forex yang kemudian kita inputkan quantity contract sizenya = US$100,000 dan kita melakukan Sell di USD/JPY di posisi 110.10 dan kemudian di close Buy (take profit) di posisi 110.00, maka kita akan profit sebesar : ((110.10 - 110.00 ) x 100000) / posisi liquid 110.00 = $90.91(profit) atau sebaliknya kalau loss juga sama hitungannya.

ARTI PERGERAKAN GRAFIKNYA
Jenis Mata Uang Pergerakan Grafik Arti (..... terhadap USDollar)
Direct (..... / USD) Naik MenguatDirect (..... / USD) Turun Melemah
Indirect (USD/ .....) Naik MelemahIndirect (USD/.....) Turun Menguat
Berapakah modal yang dibutuhkan untuk bisa trading FOREX ? Di kami (Marketiva) tidak ada keharusan untuk deposit uang sejumlah tertentu agar bisa memulai live trading (Modal BEBAS), Dan bila anda tidak mempunyai modal sama sekali atau masih ingin mencoba, maka perusahaan kami akan memberikan secara cuma-cuma extra modal sebesar US$5 untuk anda ketika anda membuka account di kami (GRATIS dan bukan simulasi), dan profit yang anda dapat juga akan masuk ke kantong (account) anda secara penuh, sedangkan kalau loss maka anda juga tidak beresiko apa-apa. Disamping hal tersebut, kami juga menerima Real Live Trading jenis Mini Forex dengan modal deposit awal yang dianjurkan sebesar US$500 ataupun Regular Forex dengan modal deposit awal sebesar US$5000 , dan seterusnya tergantung anda.

Tabel Modal dan Maximum Quantity Leverage (Contract Size) yang dianjurkan:
Modal Contract Size Nilai pergerakan pointnya (/pips) $5 $100 $0.01 (eq: EUR/USD) $100 $2000 $0.2 (eq: EUR/USD) $500 (mini) $10000 $1 (eq: EUR/USD) $5000 (regular) $100000 $10 (eq: EUR/USD) dan seterusnya...Keterangan: Nilai Margin di kami = 1% dari quantity contract size Quantity Contract Size di kami adalah fleksibel dan bisa anda input secara manual.

(Contoh: Kita bisa menginput Quantity Contract Size=$1001 atau $2123 atau $10, dll) Dalam arti lain yaitu kita bisa menyesuaikan dengan kondisi kekuatan modal kita.Bagaimana cara bertransaksinya dan dimana? Di kami (Marketiva), segala transaksi FOREX anda dilakukan oleh anda sendiri secara online via internet (bisa di rumah, warnet, hotel, cafe, dll) dengan melalui software online trading kami yaitu Streamster , yang bisa anda download sewaktu anda membuka account di kami.

Dan di dalam software kami tersebut juga terdapat berbagai macam fasilitas seperti real time quotes and chart, forum diskusi/chatting dengan trader lain, free trading signals, laporan hasil transaksi, berita-berita terkini, layanan support 24 jam, dan lain-lain.